Peranan fungsi actuating dalam manajemen sangat penting untuk mewujudkan rencana dan tujuan suatu perusahaan. Pasalnya, fungsi ini bersinggungan langsung dengan orang-orang yang ada di perusahaan.
Namun, fungsi actuating juga harus didukung dengan fungsi manajemen lain yaitu planning, organizing, dan controlling agar perusahaan bisa berjalan sesuai rencana. Pahami mengenai actuating sebagai bagian dalam manajemen, simak berikut ini.
Pengertian Fungsi Actuating dalam Manajemen
Dalam suatu pengarahan terdapat suatu tindakan dari sebuah rencana yang sudah disusun dengan matang dan terperinci. Biasanya dilakukan setelah perencanaan dianggap siap, sederhananya bisa diartikan penerapan.
Baca Juga : Apa Itu Saldo Normal Akun ? Ketahui Juga Keterkaitan Nya Dalam Dunia Akuntansi
Actuating menjadi bagian penting dalam proses manajemen. Actuating adalah suatu pelaksanaan untuk menggerakan dan mendorong anggota sebagai upaya untuk mewujudkan rencana menjadi realisasi melalui pengarahan dan motivasi.
Singkatnya, pengarahan atau actuating adalah salah satu tugas pemimpin perusahaan untuk memberikan dorongan, motivasi, dan memberi keyakinan kepada bawahannya supaya bisa bekerja secara ikhlas demi terwujudnya tujuan perusahaan.
Untuk bisa mencapai visi, misi, dan program kerja perusahaan yang sudah dibuat, maka seluruh sumber daya yang ada harus dioptimalkan dengan baik. Semua sumber daya harus melaksanakan tugas yang sudah ditetapkan.
Visi, misi, dan program kerja yang dibuat para pimpinan bisa terlaksana dengan baik, jika sumber daya bekerja sesuai dengan tugasnya. Bisa bekerja sesuai dengan keahlian, fungsi, dan kompetensi dari masing-masing departemen.
Pengarahan sangat diperlukan dalam manajemen, setelah tugas dibagi kepada setiap kelompok atau individu sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya masing-masing.
Actuating dalam manajemen dilakukan agar tujuan perusahaan bisa dicapai dengan baik. Selain itu bisa untuk meminimalisir risiko terhambatnya sebuah rencana yang sudah disusun.
Definisi fungsi actuating adalah fungsi pokok dalam manajemen yang bisa dijalankan setelah fungsi planning dan organizing sudah terlaksana. Fungsi ini bisa dilakukan dengan cara memberi bimbingan, konsultasi terkait dengan tanggung jawab.
Pada dasarnya, fungsi ini melakukan pengarahan, bimbingan, dan komunikasi. Berupaya membuat rencana yang akan dilakukan melalui berbagai pengarahan dan motivasi yang membuat setiap karyawan bisa mengikuti dengan baik dan optimal.
Bagian yang bertanggung jawab untuk memberikan arahan, sesuai dengan tingkatan manajemen. Manajemen puncak memberikan arahan kepada manajemen menengah, tingkat menengah memberikan arahan kepada manajer di bawahnya.
Fungsi actuating dalam manajemen berada di tangan orang yang memiliki otoritas dan tanggung jawab tinggi. Manajer yang level tinggi akan menggerakkan bagian dari posisi yang berada di bawahnya.
Namun, kepemimpinan yang baik sangat diperlukan supaya fungsi kepemimpinan bisa berjalan dengan lancar. Pimpinan yang baik biasanya memberikan arahan yang baik kepada bawahannya.
Pada umumnya, memberikan arahan yang jelas dan tegas, namun tetap saling menghormati. Pastikan kerja sama tim dan lintas departemen berjalan dengan harmonis agar konflik bisa dihindari.
Prinsip Fungsi Actuating
Ada beberapa fungsi actuating dalam manajemen yang harus diperhatikan oleh pimpinan perusahaan. Berikut beberapa prinsip actuating yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengarahan:
1. Prinsip Menuju Tujuan
Beragamnya pola pikir, pola hidup, dan perilaku setiap anggota perusahaan memudahkan terjadinya distraksi tujuan pada masing-masing anggota. Makanya, diperlukan pengarahan pada tujuan pokok dari tujuan perusahaan sendiri.
Tujuan utama fungsi actuating pada dasarnya dilihat dari prinsip-prinsip yang menggambarkan apakah proses tata kelola akan lebih efektif. Semakin besar kontribusi dan usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
Biasanya, fungsi ini tidak bekerja sendirian, perlu dukungan dan bantuan dari pelaksanaan aspek lain. Hal yang dimaksud seperti berdasarkan perencanaan, struktur perusahaan, pengawasan yang baik, personal yang memadai, dan lainnya.
Adanya fungsi actuating dalam manajemen akan membuat karyawan mudah untuk memahami dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh atasan.
2. Prinsip Penyelarasan Tujuan
Biasanya orang-orang bekerja untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Tetapi terkadang beberapa orang memiliki tujuan yang bertentangan dengan tujuan perusahaan.
Namun, tetap beroperasi dengan cara yang sejalan sesuai tujuan perusahaan tanpa harus menggunakan kontrol yang signifikan atas upaya perusahaan.
Harapannya tidak berbeda terlalu jauh sehingga bisa terus memenuhi kebutuhan untuk mengikuti rencana dan kepentingan perusahaan.
Tentu saja, hal seperti ini dipengaruhi oleh upaya dan motivasi setiap individu untuk meningkatkan posisinya. Selain itu juga membangun masa depan yang cerah di perusahaan tempat bekerja.
3. Kesatuan Komando
Prinsip fungsi actuating berkaitan dengan upaya untuk menyatukan arah tujuan dan tanggung jawab bawahan. Jika hanya memiliki satu jalur arah tujuan, maka tidak tahu lagi apa yang akan dilakukan saat melaporkan semua kegiatan.
Berhubung laporan hanya ditujukan kepada satu pimpinan tidak ke pimpinan lainnya. Maka munculnya suatu pertentangan dan konflik dalam pemberian tugas dan instruksi bisa diminimalisir.
Jadi, para bawahan akan merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan harus memacu diri untuk bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Dalam fungsi actuating dalam manajemen, tanpa ada komando yang jelas, maka akan mudah sekali individu dalam perusahaan kehilangan arah tanpa tujuan yang jelas pada suatu perusahaan.
Makanya, fungsi actuating harus memiliki komando yang jelas, supaya semua individu tahu jelas harus pada dan patuh pada perintah siapa. Hal ini berguna agar bisa mencapai tujuan organisasi yang baik.
4. Penggunaan Sumber Daya yang Efisien
Sebagai bentuk profesional, para pimpinan perusahaan akan mengarahkan para sumber daya, seperti karyawan, peralatan, anggaran, hingga mesin produksi untuk bisa bekerja secara efisien.
Prinsip dari fungsi actuating juga memiliki tujuan untuk memastikan bahwa sumber daya perusahaan dimaksimalkan dan digunakan secara efisien. Hati-hati memberi bimbingan kepada bawahan, usahakan yang mudah dipahami bawahan.
Posisi pimpinan harus bisa mengetahui kapan, metode apa, dan tugas mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu, serta anggaran yang harus dipenuhi.
Fungsi ini memungkinkan karyawan untuk bekerja sesuai dengan instruksi dan rencana. Jadi, perusahaan bisa memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Tujuan Fungsi Actuating
Memberikan pengarahan dengan cara yang baik bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Tidak semua pimpinan perusahaan bisa melakukan hal tersebut. Fungsi ini sangat penting karena memiliki banyak tujuan, berikut di antaranya:
1. Memprakarsai Tindakan
Tujuan dari fungsi actuating dalam manajemen adalah memprakarsai aksi atau tindakan. Para karyawan tidak akan memulai tugasnya, saat atasan tidak memberikan instruksi mengenai tugas yang harus dilakukan setiap individu.
Karyawan tidak akan bekerja jika tidak ada yang menuntunnya. Biasanya takut salah dan takut tidak sesuai karena tidak ada instruksi yang jelas dari pimpinan.
Tujuan fungsi ini bisa menjelaskan kebingungan yang dialami oleh karyawan terkait pekerjaan yang harus dilakukan. Maka, atasan harus selalu mengkomunikasikannya agar rencana perusahaan tercapai.
2. Alat Motivasi
Actuating dalam manajemen juga memiliki tujuan sebagai alat motivasi karena karyawan yang bekerja menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasan. Beberapa mematuhi perintah, bekerja dengan giat, alasannya untuk mendapatkan materi.
Apabila motivasi bekerja hanya dalam berbentuk materi dan tidak peduli dengan kondisi perusahaan. Hal ini berarti karyawan bekerja hanya demi mendapatkan uang agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Setiap karyawan memiliki masalah pribadi dan hambatannya masing-masing. Jadi membutuhkan motivasi agar bisa memberikan penjelasan dan motivasi yang lebih. Sehingga karyawan bisa menjalankan tugasnya dengan maksimal dan mendetail.
Jadi, pimpinan perusahaan harus bisa memiliki hubungan yang baik dan dekat dengan para karyawan. Jika perlu pimpinan harus membuat dengan menyediakan reward dan punishment untuk karyawan agar memiliki kinerja baik maupun buruk.
3. Mengintegrasikan Upaya
Setiap perusahaan pasti terdiri dari beberapa departemen. Dari setiap departemen dengan masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Perbedaan ini membuat fungsi actuating memiliki tujuan yaitu untuk membuat setiap departemen saling bekerja sama dan berjalan beriringan. Membuat setiap departemen tidak konflik dan saling terintegrasi.
Integrasi di komponen perusahan menjadi salah satu tujuan dari fungsi actuating dalam manajemen sangat penting. Kenapa? Karena berkaitan dengan bagaimana langkah perusahaan untuk merealisasikan rencana dan tujuan yang diinginkan.
Pimpinan perusahaan harus melakukan persuasive leadership yaitu pendekatan yang persuasif kepada semua bawahannya. Selain itu juga melakukan komunikasi dengan cara efektif ke setiap departemen yang ada di perusahaan.
Selama melakukan pengarahan, para atasan harus melakukan hal seperti memberi petunjuk, instruksi, dan inspirasi kepada bawahannya di setiap departemen. Jadi, atasan tidak hanya asal main tunjuk dan suruh saja.
4. Menyediakan Stabilitas
Tujuan fungsi actuating dalam manajemen selanjutnya adalah untuk menyediakan stabilitas dalam perusahaan. Selain perusahaan, setiap individu juga pasti menginginkan stabilitas dalam kehidupannya.
Potensi konflik baik besar maupun kecil tetap ada dalam perusahaan, tapi stabilitas dalam perusahaan harus diciptakan. Hal ini karena kondisi internal perusahaan harus tetap stabil, supaya tidak terjadi hal berisiko yang mendatangkan kerugian.
Agar semua bagian tingkat atas departemen bisa bekerja dengan sebagaimana mestinya. Maka fungsi actuating harus bisa dimaksimalkan untuk mencegah permasalahan tersebut.
Hal yang harus dimiliki manajer adalah bisa berkomunikasi yang efektif, persuasif, dan supervisi yang tegas, serta motivasi. Jika semua bisa berjalan dengan baik maka tidak ada alasan untuk perusahaan menjadi tidak stabil.
5. Penggunaan Sumber Daya
Fungsi pengarahan atau actuating dalam manajemen sudah pasti mengarah pada efisiensi perusahaan, yaitu orang, alat, uang, mesin yang selalu diarahkan agar bekerja secara efisien.
Tujuan pengarahan untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya yang memang dimiliki perusahaan. Usahakan untuk melakukan pengarahan yang baik dan mudah dimengerti oleh para karyawan.
Sehingga karyawan tahu apa saja tugasnya, kapan harus memulai dan menyelesaikan, menggunakan metode apa, dan berapa banyak jumlah anggaran yang harus diikuti.
6. Mengatasi Perubahan
Dalam dunia bisnis, situasi akan terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Perusahaan selalu mengalami pasang surut, untuk bisa bertahan di pasar, perusahaan harus bisa beradaptasi dengan perubahan di masa depan.
Tujuan utama saat menjalankan perusahaan adalah menjaga konsumen dan karyawan, serta menjaga momentum agar bisa tetap berjalan.
Pengarahan atau actuating dalam manajemen bisa diandalkan untuk mengatasi risiko perubahan yang akan terjadi. Bisa digunakan baik internal maupun eksternal sebagai sarana untuk bisa beradaptasi dengan kondisi kerangka kerja baru.
Secara garis besar, tujuan dari pengarahan atau actuating banyak dimanfaatkan bagian manajemen perusahaan. Menjadi alat untuk mencapai tujuan perusahaan yang sudah direncanakan.
Biasanya untuk mengkomunikasi bahwa kondisi perusahaan bisa mengalami suatu peristiwa hingga harus siap melakukan perubahan untuk menghadapinya.
Penutup
Itulah pembahasan mengenai fungsi actuating dalam manajemen. Mudahnya actuating adalah proses pengarahan sumber daya agar bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.