Kekurangan Investasi Properti, Pahami Agar Siap Dengan Segala Risiko yang Ada

Investasi properti memang dikenal memiliki potensi keuntungan yang sangat besar jika dibandingkan dengan bentuk investasi lainnya. Meski begitu, seperti jenis instrumen investasi lainnya, tentu ada pula kekurangan investasi properti.

Disamping keuntungannya, tentu kekurangan dari investasi ini juga perlu dipahami. Hal ini berguna supaya nanti tidak kaget jika Anda menemukan dan menghadapi serta menjumpai kekurangan-kekurangan tersebut saat sudah benar-benar terjun ke investasi properti.

Nah untuk dapat mengetahui beberapa kekurangan investasi properti, mari simak beberapa penjelasannya berikut di bawah ini.

1. Sulit Dijual Cepat

Investasi properti mungkin bukan pilihan yang tepat bagi mereka yang mencari instrumen dengan potensi keuntungan dalam jangka pendek. Salah satu alasan utamanya adalah nilai likuiditas dari properti yang relatif rendah, yang membuatnya lebih sulit untuk dijual dengan cepat jika dibandingkan dengan jenis investasi lainnya.

Dalam banyak kasus, proses jual beli properti membutuhkan waktu yang cukup lama, baik untuk mencari pembeli yang tepat maupun menyelesaikan segala prosedur yang terkait. Oleh karena itu, bagi investor yang menginginkan hasil dalam waktu singkat, properti bukanlah pilihan yang ideal karena tidak memberikan fleksibilitas dalam hal likuiditas.

2. Perlu Memiliki Modal Besar

Inilah kekurangan investasi properti yang bisa dibilang terbesar dan banyak orang yang akhirnya memutuskan untuk menunda investasinya. Ya, apalagi kalau bukan masalah modal.

Untuk membeli atau mengembangkan properti, seseorang harus memiliki dana yang tidak hanya mencakup harga properti itu sendiri, tetapi juga biaya-biaya tambahan seperti pajak, asuransi, dan biaya administrasi lainnya.

Oleh karena itu, memiliki dana yang cukup menjadi prasyarat utama jika ingin menanamkan modal melalui instrumen investasi ini. Namun, meskipun tampak seperti kendala besar, sebenarnya ada solusi yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

Salah satunya adalah dengan mengajukan pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan terpercaya. Dengan cara ini, calon investor dapat memperoleh dana yang diperlukan untuk memulai investasi properti, asalkan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku di lembaga pemberi pinjaman tersebut.

3. Harus Menanggung Biaya Perawatan

Kerugian lain yang seringkali dihadapi oleh para investor properti adalah adanya berbagai biaya perawatan yang harus ditanggung secara berkala. Sebagai pemilik properti, seseorang tidak hanya harus memikirkan biaya pembelian dan pengelolaan properti itu sendiri, tetapi juga harus siap menghadapi biaya tambahan yang muncul akibat kerusakan atau penurunan kondisi properti.

Misalnya, jika terdapat kerusakan pada struktur bangunan, seperti tembok yang mulai retak atau bahkan keropos, pemilik properti harus mengeluarkan dana untuk perbaikan. Selain itu, masalah lain seperti genteng yang bocor, saluran pembuangan yang tersumbat, atau sistem listrik yang tidak berfungsi dengan baik juga membutuhkan biaya perawatan dan perbaikan yang tidak sedikit.

Oleh karena itu, pemilik properti harus siap menghadapi pengeluaran-pengeluaran ini yang bisa saja muncul secara mendadak, yang dapat membebani arus kas yang ada.

4. Butuh Biaya Proteksi

Untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul dari investasi properti, seperti kerusakan yang telah dijelaskan sebelumnya, penting bagi investor untuk memiliki langkah-langkah proteksi yang tepat.

Proteksi ini tidak hanya diperlukan untuk melindungi properti dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor internal, seperti masalah struktural atau keausan, tetapi juga untuk menjaga properti agar tetap aman dari ancaman eksternal, seperti bencana alam.

Oleh karena itu, investor perlu memperhitungkan biaya proteksi yang dapat mencakup asuransi properti dan perawatan preventif, sehingga properti tetap terjaga dalam kondisi terbaiknya dan nilai investasinya dapat terhindar dari penurunan yang disebabkan oleh kerusakan yang tidak terduga.

Nah itulah kekurangan investasi properti. Hal ini tentu perlu dipahami. Sebaiknya mulailah investasi ketika sudah siap menghadapi risiko-risiko tersebut.

Leave a Comment