Salah satu peristiwa di masa lalu yang mengancam NKRI adalah?

Salah satu peristiwa di masa lalu yang mengancam NKRI adalah?

  1. adanya peristiwa G 30 S/PKI.
  2. perundingan KMB antara Indonesia dengan Belanda
  3. adanya konferensi Asia – Afrika yang disponsori oleh Soekarno.
  4. Indonesia aktif dalam gerakan Non-Blok.
  5. adanya ketidak puasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan.

Jawaban: A. adanya peristiwa G 30 S/PKI.

Pembahasan :  Sebuah Peristiwa yang Terjadi di Masa Lalu yang Mengancam NKRI

Peristiwa nasional Pemberontakan yang memiliki kontravesi yang belum terpecahkan hingga sekarang. Peristiwa yang terjadi selama dua hari satu malam memiliki dampak besar dalam kehidupan berpolitik Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberontakan tersebut dikenal dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Pemberontakan mengancam NKRI karena merupakan peristiwa tragedi nasional yang masih diduga dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia yang menimbulkan banyak korban dikalangan para tetinggi militer. Tragedi ini dilatar belakangi oleh panasnya persaingan politik. Salah satu alasan tragedy ini ialah PKI yang memiliki kekuatan politik khawatir dengan pemerintahan karena kondisi kesehatan dari Presiden pertama Soekarno menurun bahkan memburuk. Kebijakan-kebijakan diusulkan oleh PKI diterima dan juga diterapkandiantaranya yaitu:

  • Mempersenjatakan Angkatan V yang merupakan Buruh Tani dalam menghadapi sebuah kontrfrontasi terhadap Malaysia.
  • Melakukan pembubaran Masyumi karena PKI menganggap tidak bertanggung jawab terhadap peristiwa PRRI atau Persemesta.

Di awal bulan Agustus pada tahun 1965, Presiden Soekarno tiba-tiba mengalami pingsan saat setelah berpidato. Pada kejadian itu banyak yang berasumsi bahwa usia dari presiden tidak akan lama. Karena hal ini banyak yang menanyakan siapa yang akan cocok menggantikan Presiden Soekarno ke depannya. Persaingan panas dan tajam antara PKI dan TNI untuk menggantikan posisi presiden.

Kejadian peristiwa gerakan pemberontakan 30 September 1965 yang terjadi selama dua hari. Terjadi pada tanggal 30 September saat melakukan kordinasi dan juga persiapan. Hari kedua tanggal 1 Oktober 1965 adalah peristiwa penculikan dan pembantaian.

Peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September 1965 ini berada dikendali Letkol. Untung yang berasal dari Komando Batalion I resimen Cakrabirawa. Dan ketua pelaksana penculikan adalah Lettu Dul Arief. Pasukan memulai aksi pada pukul 03.00, jendral yang diculik sebanyak enam orang yaitu Letjen. Ahmad Yani, Mayjen. Harjono, Mayjen. R. Soeprapto, Mayjen. S. Parman, Brigjen Sutoyo, Brigjen D.I. Panjaitan dan perwira Lettu Pirre Tandean. Para jendral dan satu perwira ini dibunuh dan dimasukkan kedalam satu lubang yang terletak dikawasan Pondok Gede derah Jakarta. Terdapat jendral yang selamat di dalam peristiwa penculikan yaitu Jendral A.H. Nasution, tetapi putrinya menjadi korban bersama dengan ajudannya yaitu perwira Lettu Pierre Tandean.

Baca Juga : Makanan yang lezat namun dapat membahayakan kesehatan hukumnya adalah?

Korban lain yang terbunuh adalah Brigadir Polisi K.S. pada saat mengawal rumah Dr. J. Leimana. Gerakan ini ternyata menyebar du daerah Jawa Tengah dan juga D. I Yogyakarta yang menjadi korban adalah Kolonel Katamsi dan Letkol. Sugiono. Petinggi TNI diculik dan juga dibunuh sehibgga PKI menguasai sebuah gedung Radio Republik Indonesia sehingga mereka mengumunkan Dekrit no.1 dengan sebuah pernyataan bahwa gerakan G30S adalah sebagai upaya untuk menyelamatkan negara dari para dewan Jendral yang akan dan ingin mengambil alih pemerintahan negara.

Pernyataan ini membuat kebingungan bagi rakyat Indonesia dan mempertanyakan keberadaan para petinggi Angkatan Darat, selain itu rakyat tidak mengetahui siapa yang mengumukan berita dekrit no.1. Kebingungan yang melanda terutama masyarakat Indonesia ditanggapi oleh pemerintah. Dengan menurunkan Mayjen Soeharti yang menjadi Panglima Kostard atau Komando Cadangan Strategis AD. Kesimpulan yang diambil Soeharto bahwa para petinggi AD telah diculik dan juga dibunuh. Soeharto mengambil alih dan menelusuri peristiwa 30 September ini.

Pada tanggal 1 Oktober 1965 peristiwa ini ditumpaskan dengan menetralisasi para pasukan yang sudah menduduki Lapangan Merdeka. Dengan menugaskan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo agar merebut kembali RRI yang digunakan sebagai Pusat Telekomunikasi. Perembutan tempat ini terjadi secara singkat tanpa ada pertumpahan darah. Penumpasan dilanjutkan pada 2 Oktober ke kawasan Halim Perdanakusuma yang dijadikan tempat pasukan G30S dan mengundurkan diri dari Monas Kwasan. Di hari yang sama Polisi Sukitman berhasil lolos dari penculikan yang dilakukan oleh PKI dan pasukan dari pemerintah juga menemukan lokasi jenazah para perwira yang dimasukkan ke dalam lubang sumur tua dengan menanm pohon di atas sumur. Lubang ini dekat dengan Halim yang disebut dengan Lubang Buaya di daerah Jakarta Timur. Tanggal 4 Oktober dilakukannya pegangkatan jenazah dan dimakamkan, perwira yang gugur diberi penghargaan Pahlawan Revolusi. PKI terus ditumpaskan dan juga dibubarkan hingga ormas.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu kekuasaan tertinggi pada perseroan terbatas ditentukan melalui ? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Leave a Comment